Foto Patung Dwarapala yang saya ambil dari Salah satu sudut area lokasi. |
Foto Patung Dwarapala yang berada di Dalam area Taman. |
Terlihat Patung Dwarapala yang terlihat nampak Besar yang saya foto dari salah satu sudut area taman. |
Foto Patung Dwarapala yang berada di pinggir jalan. |
Diperkirakan batu-batuan ini adalah bekas Pendopo Pintu Gerbang untuk menuju ke Candi Singosari yang di buat oleh warga dan masyarakat kerajaan Singosari . |
Foto Drawapala yang berada di area Taman, arti dari dua jari yang menukik ke atas adalah agar semua orang di larang mendekati patung tersebut atau tanda (Mengancam). |
Terlihat Foto kedua patung Dwarapala . |
Patung Dwarapala dan Pintu Gerbang menuju candi Singosari pada masalalu yang berdekatan. |
Nama dwarapala sendiri dipungut dari bahasa Sansekerta yang bermakna penjaga pintu atau pengawal pintu gerbang. Sekalipun keberadaan dua arca dwarapala menunjuk pada kemungkinan pintu gerbangkerajaan di masa lalu, namun hinga saat ini belum dilakukan rekonstruksi untuk mengetahui dimanakah letak istana Singosari secara tepat apakah disebelah barat atau timur Dwarapala karena situs bangunan istana Singosari sampai sekarang belum diketahui letaknya. Jika kita bertolak dari ajaran Saiva berkaitan dengan keberadaan dua arca dwarapala atau penjaga gerbang, maka dapat disimpulkan bahwa dua arca dwarapala itu sebenarnya berada disebelah barat istana Singosari. Sebab dalam ajaran Saiva ditetapkan bahwa Siva bersemayam dipuncak Kailasa yang digambarkan dalam wujud lingga. Pada pintu gerbang sebelah timur terdapat penjaga utama yakni Ganesha atau Ganapati. Pada pintu gerbang utara terdapat penjaga utama yakni Bhattari Gori. Pada pintu gerbang selatan terdapat penjaga utama yakni Rsi Agastya. Sedang pada pintu gerbang barat terdapat dua penjaga yakni Kala dan Amungkala. dengan demikian dua arca dwarapala yang dianggap sebagai penjaga pintu gerbang Singosari.
Arca Dwarapala yang berada diselatan, tangan kiri berada diatas lutut kiri. Sedangkan tangan kanan memegang gada yang ditelungkupkan ke bawah. Arca Dwarapala yang berada di utara, tangan kiri memegang gada yang ditelungkupkan, sedangkan tangan kanan bersifat "memperingatkan" dengan jari-jari tengah dan telunjuk diacungkan keatas, sedangkan tiga jari lainnya dirapatkan di telapak tangan.
Atibut kepala semacam ikat kepala yang dihias Kapala atau tengkorak-tengkorak. Kedua telinga memakai anting-anting berbentuk tengkorak, anting-anting ini bernama Kapala Kundala. Hiasan kelat bahu disebut Sarpa Keyura yaitu kelat bahu yang berupa seekor ular. Hiasan gelang disebut Bhujangga Valaya yang merupakan gelang dari ular juga. Hiasan tali yang melingkar dibahu dan menjuntai ke perut disebut Yajnopavita yaitu tali kasta yang berupa seekor ular besar. Diatas perutnya memakai hiasan ikat pinggang yang disebut Udarabandha. Pada lehernya memakai kalung dari untaian tengkorak pula yang disebut Kapala Hara. Pada kedua kakinya juga memakai gelang binggel dari ular disebut Bhujangga Nupura. Kedua arca raksasa ini membawa gada yang pangkalnya berbentuk Wajra, adalah lambang petir yang mempunyai kekuatan dahsyat. Bentuk gada dari masing-masing raksasa itu jika diperhatikan secara seksama ada sedikit perbedaan. Atribut-atribut ini menunjukkan suatu ciri dari langgam kesenian kerajaan Singasari yang berdasarkan agama Siva Budha aliran Tantra.
Letak kedua arca tersebut berada disisi kiri dan kanan jalan utama desa Candirenggo yang membujur dari timur ke barat. Arca raksasa yang sebelah kiri (selatan) berada diatas pedestal buatan yang dibuat sekitar tahun 1982
Tidak ada komentar:
Posting Komentar